The Beatles bermain musik pada awalnya bukan dengan maksud untuk mendominasi dunia. Jimmy Page tidak memetik gitarnya dengan niatan menjadi terkenal. Musik adalah panggilan. Para musisi handal itu tidak melakukan operasi plastik untuk terlihat menawan. Semua hanyalah tentang musik. Kesederhanaan itulah yang akhirnya membuat mereka dicintai banyak orang.
Yang menarik dari musisi jaman era classic rock adalah kejujuran mereka. Mereka bermain tanpa menghiraukan aturan, aliran musik ataupun memikirkan ketenaran, pokoknya bermusik, titik. Segalanya kemudian berubah setelah pertengahan 70an. Industri musik meledak, kemunculan MTV menjadi sebuah kebijakan baru dalam bermusik. Video kills the radio stars. Musik menjadi tentang image. Musisi yang pas-pasan tetapi memiliki modal menjadi selebriti, bisa menjadi “rockstar.”
Label-label musik berlomba-lomba menelurkan “dewa musik” yang tercipta dengan image yang menurut mereka akan sukses di pasaran. Semua menjadi tentang komersialisme, kesuksesan diukur dari angka penjualan album, semuanya diukur dengan materi, ketenaran yang artifisial. Masih ingat berapa lama kita harus menabung untuk membeli CD kesukaan kita?
Namun kini, segalanya mulai berbalik lagi. Paradoksnya adalah bahwa kini dunia menjadi maju dengan dengan inovasi digital dan kita mulai mencari kesederhanaan yang membuat kita jatuh cinta pada musik. Jika musisi di tahun 70-90 an tenar karena image mereka, gaya panggung, gaya hidup atau bahkan berapa banyak skandal hidup mereka, musisi jaman sekarang adalah “teman” kita.
Mereka ada di jaringan facebook kita, kita megikuti mereka di twitter, mendengarkan musik terbaru mereka di myspace, membaca keseharian mereka di blog dan berbagai media jaringan sosial lainnya.
Ini bukan tentang marketing, tetapi ini tentang menjadi musisi di abad ke 21. Di jaman di mana ramalan Andy Warhol telah terbukti: "Everybody will get famous in 15 minutes." Tapi 15 menit terlalu singkat. Kita ingin lebih dari itu.
Semuanya berawal dari hal yang sederhana. Kecintaan terhadap musik, kedekatan dan kemudahan. Tidak perlu membayar mahal untuk menikmati musik dari “teman” kita, karena mereka akan membagikan musiknya untuk kita download gratis ataupun kita beli di internet dengan harga murah.
Teknologi masa kini memberi kita keutuhan, segalanya mungkin, benarkah?
Pernah dengar Ovi Musik dari Nokia? Well, saya gak akan panjang lebar jelasin tentang Ovi Musik, karena jujur, saya bukan seorang yang paham gadget, HP saya pun masih Nokia biasa [walaupun sekarang saya sedang mengincar N97]. Jadi begini, singkatnya Ovi Musik adalah apa yang sering disebut freemium model, yang menawarkan layanan web basic atau basic downloadable digital product dengan gratis dan men-charge layanan premium atau advance dan special features. Free dan Premium. Dengan Ovi Musik, kita bisa free streaming, download musik gratis maupun beli, upload music, video atau foto. Segala data akan tersinkronisasi langsung dengan komputer ataupun handphone kita, mudah dan nyaman. Sebuah tempat di mana kita pecinta musik dan musisi sama-sama menemukan win-win solution.
Kita akan kembali ke basic. Kita tidak lagi memerlukan kemewahan, kita hanya perlu kemudahan, kesederhanaan. Musik akan dimulai dari sesuatu yang sederhana. Musik tidak lagi menjadi sesuatu yang mahal dan tidak terjangkau, tetapi kualitas akan membaik. Karena di saat sedikit uang yang terlibat, kita tahu musisi bukan lagi melakukannya untuk menjadi terkenal, tetapi untuk cinta.
Karena segalanya berawal dari musik dan berakhir dengan musik.
22 comments :
Nice one.
Entah sama siapa kita musti say thanks, tapi jaman yang dimaksud di dalam tulisan ini, well, no other than jaman yg saat ini kita live in, emang enak! Contohnya ya itu, musik gratis dan available EASILY! Dan gue baru tau ada the thing macam Ovi Musik that promotes such spirit. Cool!!
Wah introspeksi yang betul banget, sekarang semuanya ttg image everything else is secondary..
Baru tau ttg ovi musik,,canggih jg yahh,,
Emang sii, di jaman serba gampang gini, dapetin musik tuu gampang bgt, tinggal klik, dpt dee.
Mau yg gratisan sampe yg bayar.
musik udah jd kebutuhan smua orang.
Mslhnya, semua org skrg pngen jd rockstar, jd nampilin image doang tanpa perhitungan kualitas bermusiknya.
Sgt komersialisme, sehingga bs ditebak dee jenis musik yg plg bnyk di download,,
Ngomong2 yaa, musik yg bs di download pake ovi musik itu, smua jenis musik?
Dari jaman baheula sampe masa kini kah?
Trus made in international doang apa nasional jg masuk jajahannya ovi musik?
*lidz
OVI musik apaan vin??? sepertinya keren... gadget baru kah?? #langsung-googling#. hohohoo...i want one for my own too !
::maudy::
yup! so EASY! less hassle, kalo lo beli N97 apalagi, langsung bisa di sync semua data2, foto, musik, dll. ahoy pokoknya :)
::lidia::
banyak sih lid, lo bisa cek2 disini
http://www.ovi.com/services/
trus ada juga ini
http://royalartistclub.com/
blog & musik dr artis2 gitu, i think you'll like it :)
::hilda::
nih hil, cek di sini ttg OVI
http://www.ovi.com/services/
kayanya HP lo dah bisa di sync pake OVI deh :)
::maudy::
yup! so EASY! less hassle, kalo lo beli N97 apalagi, langsung bisa di sync semua data2, foto, musik, dll. ahoy pokoknya :)
::lidia::
banyak sih lid, lo bisa cek2 disini
http://www.ovi.com/services/
trus ada juga ini
http://royalartistclub.com/
blog & musik dr artis2 gitu, i think you'll like it :)
::hilda::
nih hil, cek di sini ttg OVI
http://www.ovi.com/services/
kayanya HP lo dah bisa di sync pake OVI deh :)
Analisa ttg musik dr seorang pendengar dan pecinta musik..not from the misician himself..interesting..!anyway..thank for the info about ovi music..
Nice!..
"Karena segalanya berawal dari musik dan berakhir dengan musik." :D
to be honest, gue merasa sedih juga dengan status keberadaan toko toko musik saat seperti salah satunya yg ada di Dago Bandung yang terancam punah (atau mengkerut, apalagi kalo mengingat dulu tempat ini jadi fasilitas kita-kita menghabiskan sisa uang bulanan untuk membeli kaset keluaran baru,banyak romantisme disitu. Tapi on the other side, internet emang ngerubah semuanya sih, beneran semuanya dipermudah dari urusan musik musikan sampai perngecengan dan perselingkuhan hahaha medium ini emang paling juara!
Positifnya buat musik ya ritme hadirnya musik2 baru lebih cepet lagi, kita gak cuma bisa nunggu dari sebuah sumber (toko) tapi banyak sekali musik musik yg kita bisa nikmatin dari website, dan gak perlu repot untuk bilang "mas, boleh coba dulu?" sambil sungkan seperti pada era kaset.
Jadi kalo gue liat dari link tentang OVI yg lu kasih, it sounds fun, apalagi bisa jadi kayak socila community gitu yang membuat kita nggak perlu bikin rapat bulanan Penggemar Musik "si anu" untuk berbagi informasi musisi kesukaan :p tapi pada akhirnya di era sekarang ini gue jadi mabuk ragam musik, too much things to be absorbed haha
i don't understand but i like na :)
:: JJ, wine, arris ::
thank you!!! :D
::rvrda::
yak tul va! apalagi kalo gebetan lo punya avi juga, situ ndak perlu lagi repot2 bakarin CD buat doi, huhuy!
::apiwat::
ฉัน รัก เทอ :)
Asyik, semoga hal yang kaya gini bikin ekonom-dan pelaku industri musik karbitan yang sok tahu soal apa kita suka dan mau dengar itu kapok menyuplai musik aneh-aneh mereka, dan biarkan pasar kembali ke para penggemar. seperti dulu, hal macam ovi bakal jadi tambah edan kalau dia bisa ngasih informasi para fans soal gigs atau secret gigs para musisinya, atau projek-projek sampingan, e.p dan hal-hal kecil yang sering dilupakan selain penjualan album dan airtime musik video kacangan.
'ini semua salah google', seorang teman musisi pernah bilang. karena dia putus asa mau jadi terkenal dan hidup selama-lamanya lewat musik.
ga bisa disalain karena emang dari kacamata enduser, google yang bikin istilah 'freemium' bukan cuma impian para geek teknologi, ataupun orang2 kere yang pengen banget ndengerin album teranyar dari badly drawn boy, sayang posisi beliau di irian jaya. dulu gigit jari, sekarang tinggal jentikkan jari.
pertanyaan gw buat teman tersebut: 'salah google, atau google yang pandai membaca gelagat apa yang sebenernya terjadi + diminta masyarakat [global, mungkin]?', dengan kata lain, 'kalo gak google mungkin yahoo! yang mencaploknya, karena kalo apple gak mungkin.'
kl buat gw demokratisasi industri ini [kalo mau dibilang begitu] adil, karena bukan terjadi di musik saja... tapi di industri2 kreatif juga sepertinya. pertanyaannya: gmn kita idup kalo semua digratisin bukan? majalah wired gak sembarangan ketika mereka selalu nyebut 'digital revolution' pas ngewawancara trent reznor, brian eno, ataupun rem koolhas tentang topik ini. pola kerja industri memang akan dirombak, + seperti semua revolusi, pasti akan ada darah tertumpah. gak ada jawaban mudah sepertinya... tapi pilihannya cuma dua, mencoba bertahan sekuat tenaga [seperti yang dilakukan konglomerasi2 besar sekarang], atau ikut arus [yang kurang lebih dilakukan sama orang2 tak punya andil seperti kita...]
pilihan di tangan orang2 seperti irvin ini...
Wow...great perspective! I like (mimic piwat...hehe). Wah...ini jadi merubah persepsi gue yang kadang melihat download musik di internet adalah membajak.
Iya sekarang kita berasa semakin dekat dgn artis2...yang bbrp juga adalah teman kita, it has its own pride. Gue akan bangga memajang lukisan keren bikinan temen gue di rumah, dibanding membeli lukisan yang gue tidak kenal.
I'll check out OVI...for the love of music...hehe..
Tulisan yang handal Mur!!
like always mur,
i love ur perspective.
tapi Ovi ini kira-kira bisa menambah
keingintahuan masyarakat indonesia ttg beragam
jenis musik ga ya?di luar dari kecintaan mereka pada musik mayoritas
yang ditawarkan major labels skrg.(u knw wht kind of music im talking about rite?)
i trully hope so.
:)
::faridkun::
semua hal, pasti ada pro kontranya, semua jaman baru, pasti sedikit banyak ada "pertumpahan darah." Sekarang emang tinggal kitanya aja pinter2 menempatkan diri, membaca situasi. asik gak tuh gue...prett!
::wira::
ciee wira yang temenan sama artis2.
lo coba tanya temen2 lo itu, mereka dah ikutan punya Ovi blom?
makasih ya sang dukungannya :)
xoxo
::rensi::
kalo gue rasa, mustinya bisa ya ren, soalnya mereka [Nokia] lumayan integrated sama urusan musiknya
selaen Ovi itu, ada ini juga
http://royalartistclub.com/
[Home of artist mobile blogs. REAL band footage posted by real artists.]
kamu ajakin Sunday at Twelve cek2 ini deh :)
makasih cinta buat komen kamu :) xoxo
:: kas ::
AMIN!
Tulisannya bikin mikir jg, bahwa sepertinya sudah natural sekali ada yang tersisihkan dan ada yang menjadi besar di bidang apapun.
Mungkin moral of the story-nya adalah, kalau merasa tersisihkan harus berusaha lebih keras, daripada jadi tukang komplen tanpa berusaha.
Gua rasa ini yang dilakukan nokia, ada i-tunes, bikinlah ovi.
Ayo nokia, sebagai perusahaan cina..eh.. jepang...eh finlandia... jangan biarkan manusia tak ber-tanah air menguasai dunia.
Secara gw anak yang amat eksis.. Spertinya neng OVI patut dikunjungi yahhh.. Smoga lagu benyamin masih ada untuk didonlod.. Dan lagi lagi, karyamu bikin saya tersedak kagum mur..
Yup! bener banget pas lo bahas kalau musik
harusnya bukan melulu soal penampilan. Back to basic yah, btw radio star mungkin bisa menjelma jadi internet star sekarang. Ada tempat buat kejujuran bermusik lagi, dimana kualitas jadi fokus utama, walau mediumnya berbeda.
Kalau dilihat-lihat Ovi jadi salah satu jembatannya niy, dengan akses yang mudah buat siapa aja yang mau menikmati musik tanpa embel-embel 'ribet'.
Thanks mur... udah bagi-bagi info....
Dan most of all, kalo lewat Ovi perasaan bersalah ngebajak lagu jadi ngga ada deeeeh... hehe
What a nice solution :)
Ulasan yang sangat menarik dari jeung Jamur!
selameddd kang iia tulisannya bisa menang di nokia itu :)
Post a Comment