Pages

Bangkok merindukan Jakarta.

20.8.10



Pagi dingin 'gak ada sinar mentari
Dan langit pun terlihat gelap
Mendung datang lagi

Dan aku berdiri di atas gedung yang tinggi
Memandang ramainya Jakarta
Menyambut pagi ini

Aku di sini, sendiri...
Aku di sini, oh sepi...
Mengapa aku di sini?
Jakarta pagi ini

Pagi sunyi 'gak ada burung bernyanyi
Putih embun pun kini telah terkontaminasi
Aku seperti terbang 'gak memijak bumi
Di antara merahnya emosi Jakarta yang
S'makin ternodai

Aku di sini
Walau apa yang terjadi sampai aku mati

Tempatku bukan di sini...
Jakarta pagi ini



Pagi ini, saya mendengarkan lagu ini di dalam shuttle bus yang membawa saya dari apartemen ke kantor.
Pagi ini, saya berangkat lebih pagi dari biasanya.
Pagi ini, saya merasa tempat saya bukan di sini.
Pagi ini, saya merindukan hiruk pikuk ibu dan adik-adik saya setiap pagi.
Pagi ini, saya merindukan nasi uduk sarapan pagi lengkap dengan sambal terasi yang dibeli terburu-buru untuk di makan di mobil.
Pagi ini, saya merindukan terjebak di kemacetan pagi Jakarta sembari mendengarkan Panji dan Steni di Radio Hardrock.
Pagi ini, saya merindukan datang pagi di kantor, bergosip lalu menertawakan kebodohan diri bersama Fenny Safero, Lucy dan Acha.
Pagi ini, saya merindukan masa mengerjakan tugas kuliah DKV sampai subuh, lalu mendengarkan lagu ini di atap rumah Echie, bersama Hilda, Carla dan Indri...
Pagi ini, saya merindukan Rensi yang kadang sudah menelepon di pagi hari hanya untuk memastikan saya akan datang ke kampus.
Pagi ini, saya merindukan datang ke kampus pagi-pagi untuk kelas jam 7, lalu makan bubur ayam PG.
Pagi ini, saya merindukan ketakutan karena akan terlambat masuk kelas sementara PR matematika belum dibuat dan belum belajar untuk ulangan biologi.
Pagi ini, saya merindukan ngobrol di depan kelas I-5 bersama Rensi, Shierly, Anne, Karini dan Brigida.
Pagi ini, saya merindukan saat menulis email untuk Maudy dan berkeluh kesah tentang galaunya hati.
Pagi ini, saya merindukan Wira yang akan menjemput untuk lari pagi di Senayan.
Pagi ini, saya merindukan saat membaca email dari Ardi tentang ia dan logika-logika berpikirnya, dan menemukan sebuah attachment berisi cerpen terbarunya.
Pagi ini, saya merindukan Jakarta...di mana semua yang saya cintai berada
semua yang mengerti saya tanpa kata-kata dan logika berada...

Pagi ini, saya ingin pulang...



1 comment :

Proudly designed by | mlekoshiPlayground |